Libya Di Serang, Dukung Kadafi atau Koalisi – Sesuai dengan Resolusi PBB, AS dan sekutunya hingga kini masih menyerang titik titik tertentu di Libya. Walaupun menerima berbagai kecaman dari beberapa negara seperti China dan Rusia, namun sepertinya hal tersebut tidak membuat pasukan koalisi yang di pimpin AS mengehentikan serangannya.
Presiden Amerika, Barrack Obama melalui pidatonya terus meyakinkan semua negara kalau apa yang di lakukan negara dan sekutunya. “Kami tidak bisa berdiam diri ketika ada seorang tirani menyatakan tidak akan memberi belas kasihan kepada warganya,” katanya.
Segala perlengkapan dan peralatan perang yang canggih di gunakan. Tidak bisa di bayangkan, negara sekecil Libya harus berhadapan dengan negara negara yang terkenal akan kekuatan militernya, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.
Bukan Rahasia Lagi & Tidak Perlu Di Analisa
Serangan Amerika ke Afganistan dengan dalih Al-Qaida dan ke Irak dengan dalih senjata pemusnah massal mungkin sudah cukup menjadi pembelajaran kita mengenai tabiat negara pemilik HAARP (sebuah mesin yang di gadang gadang akan menjadi mesin pembunuh massal) ini, dan juga sekutunya. Yang mereka cari adalah keamanan suplai minyak, dan ini sudah menjadi rahasia umum.
Amerika ingin bahan bakar peralatan militernya aman dan tidak ingin distribusi emas hitam tersebut jatuh ke negara negara yang kini siap menjadi saingannya seperti China dan India.
Amerika Butuh US$ 1 Milyar/bulan
Amerika sudah mengeluarkan milyaran dollar untuk infasinya ke Libya, apakah Amerika rela uangnya hilang secara percuma. Asal tahu saja, 1 buah rudah jelajah Tomahawak seharga $ 1 juta. Sudah berapa banyak rudal Tomahawk yang sudah di luncurkan ?...
Seorang analis senior di Pusat Kajian Strategis dan Anggaran, Zack Cooper mengatakan, biaya awal untuk menghancurkan pertahanan udara Kolonel Gadhafi kemungkinan berkisar antara 400 juta hingga 800 juta dollar AS. Sementara, biaya untuk berpatroli di zona larangan terbang perminggunya berkisar 30 juta hingga 100 juta dollar AS.
Jika invasi ini berlangsung sampai 1 bulan, maka militer Amerika harus menyediakan uang sekurang kurangnya US$ 1 Milyar atau sekitar Rp 8,7 Triliun. Pengeluaran ini masih jauh rendah bila di bandingakan dengan pengeluaran militer Amerika ketika menyerang Afghanistan, yaitu sekitar 9 miliar dollar AS per bulan.
Entah, mengapa Amerika tidak belajar dari kejadian sebelumnya, yaitu ketika menyerang Irak, apa yang di dapat ?...Nafsunya yang ingin menghabiskan Irak, berujung kepada perekonomiannya yang hancur, neraca ekonominya mengalami deficit dan yang lebih parah hutannya kini melonjak dengan tajam.
Dukung Kadafi atau Koalisi ?
Di dalam negeri, terdapat perbedaan pendapat mengenai serangan pasukan koalisi ke Libya, ada yang menentang tapi ada juga yang mendukung. Kelompok yang pro pasukan koalisi berpendapat rezim Khadafi membahayakan warga Libya, dia rela menggunakan cara apapun untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh karena itu pantans di hentikan.
Sedangkan yang mendukung Khadafi lebih mengatasnamakan persaudaraan muslim, sesuatu yang kini sedang “di pakai” Khadafi untuk memperoleh dukungan. Mereka juga berpendapat bahwa pasukan koalisi yang di pimpin oleh Amerika hanyalah tukang bohong, alasan mereka sebenarnya bukan ingin menyelamatkan warga Libya tapi hanya ingin menguasai ladang minyaknya.
Jadi dukung Khadafi atau Koalisi ?......itu semua tergantung anda. Namun secara pribadi, saya tidak mendukung keduanya. Segala sesuatu yang terjadi pada suatu negara harus lah di selesaikan oleh negara bersangkutan, adapun jika ingin membantu, bukan serangan militer yang di butuhkan melainkan mediator. Dalam hal ini, seharusnya Liga Arab (para tetangga dekatnya) yang memainkan perannya, bukan “tetangga jauh”……nyerang lagi.. (Baca juga: Paul "Si Gurita Ajaib" Mati)
0 comments:
Post a Comment