Home » » Wanita Indonesia, Mengapa Harus Kartini ?

Wanita Indonesia, Mengapa Harus Kartini ?

Wanita Indonesia, Mengapa Harus Kartini ? – Hari ini, 21 April 2011, nama R.A Kartini kembali “di hidupkan”, busana busana kebaya yang menggambarkan tokoh Kartini kembali di kenakan. Kartini memang selama ini menjadi ikon emansipasi wanita Indonesia, yang berlanjut ke kesetaraan gender dan kaum feminis. Namun pertanyaannya mengapa harus Kartini ?, siapa sih Kartini ?.

Waktu SD lalu, mungkin kita pernah mendengar kisah tentang perjalanan hidup Kartini, sebagai sosok yang memperjuangkan nasib perempuan. Kartini yang mengangkat harkat serta martabat perempuan Indonesia. yak, itulah yang dikatakan oleh guru dan buku sejarah kita, sampai sampai di ciptakan lagunya, masih ingat ?......

Namun seiring waktu, sejarah Kartini yang sebenarnya mulai terungkap. Bapak Arief Munandar SE, ME, yang sekaligus sebagai narasumber sebuah seminar memberikan bebrapa fakta kalau ternyata yang mengangkat Kartini ke dalam sejarah kepahlawanan Indonesia adalah orang Belanda.

Maksudnya gimana tuh??

Jadi ternyata yang mengangkat nama Kartini sehingga menjadi pahlawan adalah orang-orang Belanda. Mereka adalah J.H Abendanon, Snouck Hurgronje, H.H Van Kol, Van Deventer, dan Hilda de Booy-Boissevain. Orang-orang inilah yang mengangkat citra Kartini sehingga bisa menjadi pahlawan seperti sekarang. Awalnya Kartini hanya sering surat-suratan dengan Hilda de Booy-Boissevain. Kartini berteman dengan orang Belanda, orang Belanda suka sama Kartini, jadi mereka mengangkat kartini menjadi pahlawan Indonesia. bahkan yang membantu Kartini membangun sekolah pun orang-orang Belanda.

Dari segi keagamaan, berdasarkan surat surat yang di tulis oleh Kartini, cenderung ke plural, pemikiran atau paham yang berbahaya yang kini sedang gencar di jayakan.



Tanpa menjelekkan atau menafikan segala yang pernah di lakukan Kartini, kita seharusnya bisa mencari ikon baru untuk para wanita Indonesia, mengapa harus Kartini ?, mengapa bukan:

·       Laksamana Malahayati, panglima AL kerajaan Aceh
·     Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, pejuang kemerdekaan dan perempuan ulama Aceh
·       Dewi Sartika, pendiri Sakola Keutamaan Istri
·       Sultanah Safiatudin, pemimpin dan pejuang Aceh, Ilmuwan yang menguasai bahasa Aceh, Melayu, Arab, Persia, Spanyol dan Urdu.
·  Rohana Kudus, pendiri sekolah Kerajinan Amal Setia dan Rohana School, serta jurnalis yang mendirikan koran Sunting Melayu, Wanita Bergerak, Radio dan Cahaya Sumatra.

Jika para wnaita Indonesia mengusung slogan emansipasi, lihatlah para wanita wanita Aceh. Jauh sebelum Kartini di lahirkan, mereka sudah melakukan tugas yang sepantasnya di lakukan oleh pria. Namun mereka melakukan hal tersebut bukan untuk mencari kesenangan atau kebebasan, mereka melakukan tersebut untuk sesuatu yang hakiki di dalam dirinya.

Seorang Cut Nya Dien dengan tegas mengatakan kepada Teuku Umar :
jika ingin menikahiku, izinkan aku ikut ke medan tempur
Ikut sertanya Cut Nya’ Dien ke medan tempur meningkatkan moral para pejuang Aceh.

Oleh karena itu, perlu di ingat wahai wanita Indonesia

Bagi anda yang bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan kodrat anda sebagai wanita, camkan KEDUDUKAN ANDA DI ATAS KARTINI.

0 comments:

Post a Comment


 
Support : Copyright © 2013. WIKI ASIA - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger