Kebutuhan media penyimpanan data terus berkembang setiap harinya. Tidak hanya dari segi kapasitas, tapi juga dari segi keamanan. Untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang ini, banyak metode telah dikembangkan.
Nah, salah satu yang unik adalah metode yang sedang diteliti oleh sekelompok mahasiswa Chinese University di Hongkong. Dalam penelitiannya, mereka mencoba memasukan data berkapasitas raksasa berupa dokumen, video dan musik dalam media yang mungkin tidak terpikirkan. Escherichia coli. Ya, bakteri penyebab beberapa penyakit dan keracunan makanan itu. Data-data tersebut disimpan untuk jangka waktu yang panjang alam sekotak bakteri Escherichia coli di lemari pendingin.
Data sebelumnya melalui proses pemadatan, untuk selanjutnya melalui proses pembelahan manjadi potongan-potongan. Potongan-potongan data digital ini selanjutnya disebarkan diantara sel-sel bakteri. Tim tersebut juga dapat memetakan DNA bakteri. Dengan begitu, informasi jadi lebih mudah ditemukan. Menurut tim periset, kapasitas tampung dari 1 gram bakteri adalah equivalen dengan 450 buah harddisk dengan kapasitas penyimpanan 2.000 GB.
Sistem keamanan data berlapistiga juga turut dikembangkan untuk metoda yang satu ini. Bakteri dinilai mempunyai keunggulan tersendiri karena karakteristiknya yang tidak dapat di-hack. “Segala jenis komputer rentan akan kegagalan elektrikal dan pencurian data. tetapi bakteri imun dari serangan cyber. Informasi Anda dapat terlindungi”, ujar salah seorang anggota tim riset, Allen Yu.
Dengan mempertimbangkan adanya kemungkinan mutasi sel bakteri, tim riset juga melakukan pemeriksaan tertentu untuk memastikan bahwa mutasi yang terjadi pada beberapa sel bakteri tidak akan merusak data yang tersimpan secara keseluruhan. Reputasi bakteri Escherichia coli sebagai biang penyakit memang kurang baik di mata masyarakat umum.
Namun, bakteri yang digunakan dalam percobaan in adalah bakteri yang sudah diubah, sehingga tidak akan dapat bertahan di luar media sintetis. Sistem pengamanannya pun ketat. Tim periset dari Chinese University menyebut bidang ilmu penelitian mereka ini dengan nama biocryptography. Metode penyimpanan data semacam ini memang terkesan hanya sebatas fiksi ilmiah. Tapi nyatanya, langkah untuk merintisnya menjadi benar-benar terwujud sudah dilakukan.
Data sebelumnya melalui proses pemadatan, untuk selanjutnya melalui proses pembelahan manjadi potongan-potongan. Potongan-potongan data digital ini selanjutnya disebarkan diantara sel-sel bakteri. Tim tersebut juga dapat memetakan DNA bakteri. Dengan begitu, informasi jadi lebih mudah ditemukan. Menurut tim periset, kapasitas tampung dari 1 gram bakteri adalah equivalen dengan 450 buah harddisk dengan kapasitas penyimpanan 2.000 GB.
Sistem keamanan data berlapistiga juga turut dikembangkan untuk metoda yang satu ini. Bakteri dinilai mempunyai keunggulan tersendiri karena karakteristiknya yang tidak dapat di-hack. “Segala jenis komputer rentan akan kegagalan elektrikal dan pencurian data. tetapi bakteri imun dari serangan cyber. Informasi Anda dapat terlindungi”, ujar salah seorang anggota tim riset, Allen Yu.
Dengan mempertimbangkan adanya kemungkinan mutasi sel bakteri, tim riset juga melakukan pemeriksaan tertentu untuk memastikan bahwa mutasi yang terjadi pada beberapa sel bakteri tidak akan merusak data yang tersimpan secara keseluruhan. Reputasi bakteri Escherichia coli sebagai biang penyakit memang kurang baik di mata masyarakat umum.
Namun, bakteri yang digunakan dalam percobaan in adalah bakteri yang sudah diubah, sehingga tidak akan dapat bertahan di luar media sintetis. Sistem pengamanannya pun ketat. Tim periset dari Chinese University menyebut bidang ilmu penelitian mereka ini dengan nama biocryptography. Metode penyimpanan data semacam ini memang terkesan hanya sebatas fiksi ilmiah. Tapi nyatanya, langkah untuk merintisnya menjadi benar-benar terwujud sudah dilakukan.
Sumber: http://wahw33d.blogspot.com/2012/04/kerenternyata-data-bisa-disimpan-dalam.html
0 comments:
Post a Comment