Opoae - Seiring dengan perkembangan dunia fotografi yang sangat pesat akhir akhir ini, banyak sekali fotografer yang berusaha mengabadikan momen konser musik di tanah air. Harga kamera DSLR yang makin lama makin terjangkau membuat masyarakat kita mulai menggandrungi hobi fotografi ini .fotografi panggung menjadi sesuatu yang unik dan kadang membuat frustasi seorang fotografer Disini saya mencoba untuk berbagi dengan rekan rekan mengenai pengalaman saya yang kebanyakan otodidak saja dan saya juga mengaku baru dalam tahapan belajar dan memulai serius menekuni hobby fotografi panggung ini 3 tahun kebelakang. Artikel ini mengenai foto panggung ini nantinya akan dibahas sedikit tentang bagaimana memotret fotografi panggung dengan baik.
1.Tiga lagu saja, dan NO FLASH
Bayangkan jika anda sedang berada dalam sebuah konser atau pertunjukan musik, anda berada diantara ratusan bahkan ribuan orang yang menghadiri konser itu, dan anda beruntung berada tepat di depan artis yang akan tampil . Jika anda penonton anda harus datang berjam jam sebelum pertunjukan untuk mendapat antrian di awal. Tapi bila anda seorang fotografer anda beruntung tidak usah mengantri sejak awal untuk mendapatkan moment terbaik dari pertunjukan dan menangkap energi dari artis yang akan tampil meliputi beberapa faktor yang membuat fotografi panggung ini juga merupakan tantangan bagi fotografer, meliputi gerakan dari artis yang unpredictable, cahaya lampu yang kadang mengganggu, disamping juga ada faktor low lighting, juga waktu pengambilan foto yang kadang dibatasi hanya tiga lagu saja .
Jika anda seorang fotografer dan jurnalis yang mengerti tentang aturan main dan etika foto panggung tentunya sudah terbiasa dengan pakem industry standard 'three songs’ dan aturan ‘no flash' . Tapi terkadang kita menemukan juga banyak fotografer dan penonton melanggar hal ini dan tentu saja mengganggu dari penampilan sang artis sendiri. Biasanya waktu yang diberikan pada fotografer sekitar 10 menit untuk berada tepat di depan panggung dan meng capture moment yang ada termasuk lampu lampu panggung yang memberikan nuansa artistik yang dramatis dan indah . Alasan lain yang mendukung tidak diperbolehkannya penggunaan flash pada fotografi panggung adalah lampu dari kamera / flash ini akan bentrok dengan detail yang diberikan oleh lampu lampu yang ada di panggung sehingga hasil foto nya akan terlihat flat dan tidak berkesan ada ‘energy’ yang keluar dari artis yang sedang tampil karena didukung oleh lampu panggung tadi. Alasan lain adalah, flash memiliki waktu recycle yang relatif lambat untuk menangkap momen yang ada di panggung.
2.Persiapan
Persiapan ini dalam artian, bukan hanya dari gears atau peralatan fotografi yang akan kita bawa, namun meliputi juga hal hal pendukung, seperti ID pers atau kartu Identitas lainnya yang membolehkan kita membawa kamera selama konser dan mendokumentasikan pertunjukan tersebut. Jika kita mengantisipasi untuk mengganti lensa selama pertunjukan, bawalah tas yang bisa mengakomodir hal tersebut, dan usahakan se-sederhana dan seaman mungkin dan sering lah berlatih untuk cepat mengganti lensa jika diperlukan. Namun bila anda memiliki body camera lebih dari satu, ada baiknya memasang satu body camera dengan lensa wide dan lensa tele pada body camera yang lain . Jangan lupa cek memory card bila menggunakan kamera digital , atau cadangan film bila menggunakan kamera analog dan terakhir adalah cek batere cadangan bila diperlukan. Ada baiknya untuk hal hal pendukung ini, disimpan di tempat yang mudah terjangkau oleh tangan, bisa di saku celana atau bisa juga menggunakan rompi fotografer, karena kita melakukan kegiatan foto panggung ini di posisi yang berdesak desakan dan gelap, sehingga kita harus semudah dan seaman mungkin nantinya dalam menyiapkan segala sesuatunya.
3.Gear
Gear tentu saja menjadi senjata penting dalam fotografi panggung ini. terutama lensa yang anda gunakan diusahakan dengan bukaan yang selebar mungkin. Gear yang biasa saya gunakan : Body Kamera : Canon EOS 400D , Lensa : Canon EF- 70-200 f4.0L/USM, Tamron 17-50mmf2.8 XR Di II dan Tokina 12-24 f4.0 AT-x AF,canon 50mm f1,8
4.Kamera
Kini , hampir semua fotografer menggunakan Digital SLR, Ada baiknya kita menggunakan kamera yang bekerja baik di ISO tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik, nantinya kita banyak menggunakan ISO 800 keatas. Karena saya menggunakan kamera Canon, saya menggunakan Canon EOS 400D yangmasih masuk kategori entry level namun untuk ISO 800 masih cukup baik menangani noise, namun bila terpaksa kadang saya menggunakan ISO 1600 yang memang menghasilkan cukup banyak noise pada hasil foto. Ada baiknya bila dalam tahapan merencanakan membeli / mengupgrade kamera , gunakanlah jenis jenis terbaru dari kamera DSLR , karena selain ISO sensitivitas yang cukup tinggi ,fitur2x yang dihasilkan juga jauh lebih canggih .
5.Lensa
Semuanya bergantung dengan venue, posisi pengambilan gambar dan juga tingkat intensitas pencahayaan di panggung. Ada baiknya kita menggunakan lensa dengan Aperture / Diafragma yang besar ( f2.8 kebawah ) . Namun kadang harga dari lensa beraperture besar kurang bersahabat bagi fotografer pemula seperti saya. Hal ini bisa diakali dengan menggunakan prime lensa 50mm f1.8 yang relative cukup terjangkau. Saat ini saya menggunakan lensa Tamron 17-50mm f2.8 untuk lensa wide, Tokina 12-24 f4.0 untuk ultrawide dan Canon EF 70-200 f4.0 L/USM untuk lensa tele.
Tetapi lensa terakhir ini jarang digunakan bila kita berada di bibir panggung , karena kebanyakan jarak antara fotografer dan artis itu sangat dekat, bisa jadi hanya 1 M saja. Jadi kalau memang nantinya kita berada tepat di bibir panggung, banyaklah gunakan lensa Wide atau lensa fix / prime lens dengan Diafragma besar.. Seperti fotografi pada umumnya, kuncinya adalah cahaya. Pencahayaan bagus, pose yang pas, posisi pengambilan yang tepat , anda akan mendapatkan foto yang sempurna .
6. Setting pada Kamera
ISO
ISO adalah nilai ukuran banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan direkam oleh Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan gambar. ISO adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO nya, semakin peka sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang. Yang sering terdapat di dalam kamera digital saat ini adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO 3200. Jadi misalnya ketika Anda menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih gelap dibanding saat menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak ada yang kita ubah sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.
Untuk setting foto panggung, biasanya menggunakan ISO tinggi, mulai dari ISO 800 , tapi bila pencahayaan kurang, kita bisa naikkan nilai ISO kita ke nilai yang lebih tinggi, sesuai setting kamera kita, misalnya ke nilai 1600,3200 ,6400. Walaupun banyak noise dan grainy yang dihasilkan, hal ini nanti kita bisa kita perbaiki pada proses post processing.
7.Aperture / Diafragma
Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma atau disebut Aperture yang berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera. Bukaan-nya semakin diperbesar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak dan hasil foto akan semakin terang, dan tentunya bila bukaannya semakin diperkecil, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit dan hasil foto akan semakin gelap. Untuk memberikan input cahaya sebanyak mungkin pada kamera, maka bukaan aperture atau diafragma harus besar, atau nilainya lebih kecil dari f2.8.
8.Teknik pengambilan Foto
Konsep teknik pengambilan foto pada foto panggung, didasarkan pada teknik action shots yang lebih dikenal dengan konsep Panning. Pada dasarnya panning ada dua jenis :
a. FREEZE MOTION = Capture moment gerakan yang terekam dalam foto,sehingga objek seakan ‘terjebak’ dalam suatu moment atau ‘freeze’
b. IMPLYING MOTION = Capture moment yang ada tapi menghasilkan flowing effect, yang bersifat memberikan efek gerakan
Teknik pengambilan foto panggung dapat dimaksimalkan penggunaan Shutter Priority ini dalam 2 teknik tadi. Freeze Motion biasanya diambil dalam kecepatan tinggi diatas 1/100 . SedangakN Implying Motion bisa didapatkan dengan kecepatan sedikit lebih rendah dibandingkan Freeze Motion, biasanya 1/25 – 1/50 . Sering seringlah melihat hasil dari foto dan moment yang diambil, sehingga kita bisa mendapatkan kualitas foto yang terbaik dari moment yang ada. Ingat dalam foto panggung, tidak semua moment bisa berulang di satu kesempatan. Kadang moment itu bisa lepas begitu saja ketika anda mendapatkan kualitas hasil foto yang tidak maksimal
9. Metering
Jika setting kamera kita terdapat setting untuk mengubah tipe metering pencahayaan, ada baiknya kita ubah ke tipe spot metering. Bila tidak tersedia, tipe partial metering bisa digunakan, hal ini untuk memberikan tingkat kesensitifitasan kamera pada area yang terkena cahaya, sehingga lampu background tidak akan mempengaruhi tingkat exposure dari objek foto. Biasanya partial metering dan spot metering berguna untuk meningkatkan detail objek ketika artis terkena lampu sorot ( spotlight) dari sisi depan, contoh konser Malevolent Creation dan As I Lay Dying.
Sumber:http://jurukunci4.blogspot.com/2012/07/9-tips-fotografi-panggung.html
1.Tiga lagu saja, dan NO FLASH
Bayangkan jika anda sedang berada dalam sebuah konser atau pertunjukan musik, anda berada diantara ratusan bahkan ribuan orang yang menghadiri konser itu, dan anda beruntung berada tepat di depan artis yang akan tampil . Jika anda penonton anda harus datang berjam jam sebelum pertunjukan untuk mendapat antrian di awal. Tapi bila anda seorang fotografer anda beruntung tidak usah mengantri sejak awal untuk mendapatkan moment terbaik dari pertunjukan dan menangkap energi dari artis yang akan tampil meliputi beberapa faktor yang membuat fotografi panggung ini juga merupakan tantangan bagi fotografer, meliputi gerakan dari artis yang unpredictable, cahaya lampu yang kadang mengganggu, disamping juga ada faktor low lighting, juga waktu pengambilan foto yang kadang dibatasi hanya tiga lagu saja .
Jika anda seorang fotografer dan jurnalis yang mengerti tentang aturan main dan etika foto panggung tentunya sudah terbiasa dengan pakem industry standard 'three songs’ dan aturan ‘no flash' . Tapi terkadang kita menemukan juga banyak fotografer dan penonton melanggar hal ini dan tentu saja mengganggu dari penampilan sang artis sendiri. Biasanya waktu yang diberikan pada fotografer sekitar 10 menit untuk berada tepat di depan panggung dan meng capture moment yang ada termasuk lampu lampu panggung yang memberikan nuansa artistik yang dramatis dan indah . Alasan lain yang mendukung tidak diperbolehkannya penggunaan flash pada fotografi panggung adalah lampu dari kamera / flash ini akan bentrok dengan detail yang diberikan oleh lampu lampu yang ada di panggung sehingga hasil foto nya akan terlihat flat dan tidak berkesan ada ‘energy’ yang keluar dari artis yang sedang tampil karena didukung oleh lampu panggung tadi. Alasan lain adalah, flash memiliki waktu recycle yang relatif lambat untuk menangkap momen yang ada di panggung.
2.Persiapan
Persiapan ini dalam artian, bukan hanya dari gears atau peralatan fotografi yang akan kita bawa, namun meliputi juga hal hal pendukung, seperti ID pers atau kartu Identitas lainnya yang membolehkan kita membawa kamera selama konser dan mendokumentasikan pertunjukan tersebut. Jika kita mengantisipasi untuk mengganti lensa selama pertunjukan, bawalah tas yang bisa mengakomodir hal tersebut, dan usahakan se-sederhana dan seaman mungkin dan sering lah berlatih untuk cepat mengganti lensa jika diperlukan. Namun bila anda memiliki body camera lebih dari satu, ada baiknya memasang satu body camera dengan lensa wide dan lensa tele pada body camera yang lain . Jangan lupa cek memory card bila menggunakan kamera digital , atau cadangan film bila menggunakan kamera analog dan terakhir adalah cek batere cadangan bila diperlukan. Ada baiknya untuk hal hal pendukung ini, disimpan di tempat yang mudah terjangkau oleh tangan, bisa di saku celana atau bisa juga menggunakan rompi fotografer, karena kita melakukan kegiatan foto panggung ini di posisi yang berdesak desakan dan gelap, sehingga kita harus semudah dan seaman mungkin nantinya dalam menyiapkan segala sesuatunya.
3.Gear
Gear tentu saja menjadi senjata penting dalam fotografi panggung ini. terutama lensa yang anda gunakan diusahakan dengan bukaan yang selebar mungkin. Gear yang biasa saya gunakan : Body Kamera : Canon EOS 400D , Lensa : Canon EF- 70-200 f4.0L/USM, Tamron 17-50mmf2.8 XR Di II dan Tokina 12-24 f4.0 AT-x AF,canon 50mm f1,8
4.Kamera
Kini , hampir semua fotografer menggunakan Digital SLR, Ada baiknya kita menggunakan kamera yang bekerja baik di ISO tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik, nantinya kita banyak menggunakan ISO 800 keatas. Karena saya menggunakan kamera Canon, saya menggunakan Canon EOS 400D yangmasih masuk kategori entry level namun untuk ISO 800 masih cukup baik menangani noise, namun bila terpaksa kadang saya menggunakan ISO 1600 yang memang menghasilkan cukup banyak noise pada hasil foto. Ada baiknya bila dalam tahapan merencanakan membeli / mengupgrade kamera , gunakanlah jenis jenis terbaru dari kamera DSLR , karena selain ISO sensitivitas yang cukup tinggi ,fitur2x yang dihasilkan juga jauh lebih canggih .
5.Lensa
Semuanya bergantung dengan venue, posisi pengambilan gambar dan juga tingkat intensitas pencahayaan di panggung. Ada baiknya kita menggunakan lensa dengan Aperture / Diafragma yang besar ( f2.8 kebawah ) . Namun kadang harga dari lensa beraperture besar kurang bersahabat bagi fotografer pemula seperti saya. Hal ini bisa diakali dengan menggunakan prime lensa 50mm f1.8 yang relative cukup terjangkau. Saat ini saya menggunakan lensa Tamron 17-50mm f2.8 untuk lensa wide, Tokina 12-24 f4.0 untuk ultrawide dan Canon EF 70-200 f4.0 L/USM untuk lensa tele.
Tetapi lensa terakhir ini jarang digunakan bila kita berada di bibir panggung , karena kebanyakan jarak antara fotografer dan artis itu sangat dekat, bisa jadi hanya 1 M saja. Jadi kalau memang nantinya kita berada tepat di bibir panggung, banyaklah gunakan lensa Wide atau lensa fix / prime lens dengan Diafragma besar.. Seperti fotografi pada umumnya, kuncinya adalah cahaya. Pencahayaan bagus, pose yang pas, posisi pengambilan yang tepat , anda akan mendapatkan foto yang sempurna .
6. Setting pada Kamera
ISO
ISO adalah nilai ukuran banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan direkam oleh Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan gambar. ISO adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO nya, semakin peka sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang. Yang sering terdapat di dalam kamera digital saat ini adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO 3200. Jadi misalnya ketika Anda menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih gelap dibanding saat menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak ada yang kita ubah sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.
Untuk setting foto panggung, biasanya menggunakan ISO tinggi, mulai dari ISO 800 , tapi bila pencahayaan kurang, kita bisa naikkan nilai ISO kita ke nilai yang lebih tinggi, sesuai setting kamera kita, misalnya ke nilai 1600,3200 ,6400. Walaupun banyak noise dan grainy yang dihasilkan, hal ini nanti kita bisa kita perbaiki pada proses post processing.
7.Aperture / Diafragma
Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma atau disebut Aperture yang berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera. Bukaan-nya semakin diperbesar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak dan hasil foto akan semakin terang, dan tentunya bila bukaannya semakin diperkecil, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit dan hasil foto akan semakin gelap. Untuk memberikan input cahaya sebanyak mungkin pada kamera, maka bukaan aperture atau diafragma harus besar, atau nilainya lebih kecil dari f2.8.
8.Teknik pengambilan Foto
Konsep teknik pengambilan foto pada foto panggung, didasarkan pada teknik action shots yang lebih dikenal dengan konsep Panning. Pada dasarnya panning ada dua jenis :
a. FREEZE MOTION = Capture moment gerakan yang terekam dalam foto,sehingga objek seakan ‘terjebak’ dalam suatu moment atau ‘freeze’
b. IMPLYING MOTION = Capture moment yang ada tapi menghasilkan flowing effect, yang bersifat memberikan efek gerakan
Teknik pengambilan foto panggung dapat dimaksimalkan penggunaan Shutter Priority ini dalam 2 teknik tadi. Freeze Motion biasanya diambil dalam kecepatan tinggi diatas 1/100 . SedangakN Implying Motion bisa didapatkan dengan kecepatan sedikit lebih rendah dibandingkan Freeze Motion, biasanya 1/25 – 1/50 . Sering seringlah melihat hasil dari foto dan moment yang diambil, sehingga kita bisa mendapatkan kualitas foto yang terbaik dari moment yang ada. Ingat dalam foto panggung, tidak semua moment bisa berulang di satu kesempatan. Kadang moment itu bisa lepas begitu saja ketika anda mendapatkan kualitas hasil foto yang tidak maksimal
9. Metering
Jika setting kamera kita terdapat setting untuk mengubah tipe metering pencahayaan, ada baiknya kita ubah ke tipe spot metering. Bila tidak tersedia, tipe partial metering bisa digunakan, hal ini untuk memberikan tingkat kesensitifitasan kamera pada area yang terkena cahaya, sehingga lampu background tidak akan mempengaruhi tingkat exposure dari objek foto. Biasanya partial metering dan spot metering berguna untuk meningkatkan detail objek ketika artis terkena lampu sorot ( spotlight) dari sisi depan, contoh konser Malevolent Creation dan As I Lay Dying.
Sumber:http://jurukunci4.blogspot.com/2012/07/9-tips-fotografi-panggung.html
0 comments:
Post a Comment