Opoae ~ Anda mungkin sering membaca atau mendengar tentang makanan dan bahan kimia tertentu yang diam-diam mengikis kesehatan tubuh. Nah, sama halnya dengan makanan, ada kebiasan yang juga sedikit demi sedikit menghancurkan pernikahan Anda. Semakin cepat Anda bisa mengidentifikasi salah satu dari lima hal di bawah, kemungkinan besar hubungan Anda tetap harmonis.
1. Lebih banyak mengkritik daripada memuji
Pikirkan sejenak tentang perasaan Anda ketika pasangan, orangtua, teman bahkan bos Anda selalu mengkritik dan membuat Anda selalu merasa serba salah. Lebih sering menyalahkan dan tak pernah memberikan penghargaan terhadap hasil kerja keras Anda. Rasanya pasti tidak enak, bukan? Nah, itu juga yang dirasakan pasangan Anda. Setelah hidup bersama, selain kebiasaan menaruh pakaian kotor sembarangan, bikin rumah berantakan dan lupa ulang tahun pernikahan, pasti ada hal-hal yang bisa Anda puji darinya. Jangan selalu melihat kesalahannya saja tanpa melihat kelebihannya juga. Setelah melihat kelebihannya jangan pelit buat memuji.
2. Mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu
Jika pasangan Anda kerap mengulangi kesalahan yang sama itu lain soal. Akan tetapi jika ia membuat kesalahan dan lalu minta maaf dengan tulus dan Anda memaafkannya, berarti masalah selesai. Coba lihat sejenak dan hargai setiap usahanya buat untuk tidak mengulangi kesalahan yang ia buat. Misal, ia selalu lupa mengabarkan Anda jika pulang terlambat. Tapi sesegera setelah ia ingat, ia minta maaf dan menelpon Anda. Perhatikan selama beberapa bulan belakangan ia selalu berusaha memberi kabar tidak akan bisa pulang tepat waktu. Ia berusaha keras tak mengulangi semua hal yang Anda tak suka. Jika ia terlambat memberitahu satu jam kemudian, jangan memakinya untuk kesalahan dua tahun yang lalu.
3. Kalian berdua mengalami depresi
Selama karirnya Alexandra Saperstein, LPC, LMFT, Marriage and Family Therapist di Advanced Trained Gottman Couples Therapist, Portland, Oregons, AS, ia mengaku telah melihat hubungan yang hancur karena tak mencari bantuan. Pasangan yang terjebak dalam kesedihan, depresi serta ketidakbahagiaan tapi mereka tak berusaha mencari jalan keluar melalui konseling atau terapi akan lebih rentan buat hancur berpisah. Atau mencari kebahagian di luar rumah sebagai kompensasi yang justru memperburuk keadaan. Kadang permasalahan yang dihadapi pasangan butuh mediasi, tak selamanya hanya bisa diselesaikan mereka berdua.
1. Lebih banyak mengkritik daripada memuji
Pikirkan sejenak tentang perasaan Anda ketika pasangan, orangtua, teman bahkan bos Anda selalu mengkritik dan membuat Anda selalu merasa serba salah. Lebih sering menyalahkan dan tak pernah memberikan penghargaan terhadap hasil kerja keras Anda. Rasanya pasti tidak enak, bukan? Nah, itu juga yang dirasakan pasangan Anda. Setelah hidup bersama, selain kebiasaan menaruh pakaian kotor sembarangan, bikin rumah berantakan dan lupa ulang tahun pernikahan, pasti ada hal-hal yang bisa Anda puji darinya. Jangan selalu melihat kesalahannya saja tanpa melihat kelebihannya juga. Setelah melihat kelebihannya jangan pelit buat memuji.
2. Mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu
Jika pasangan Anda kerap mengulangi kesalahan yang sama itu lain soal. Akan tetapi jika ia membuat kesalahan dan lalu minta maaf dengan tulus dan Anda memaafkannya, berarti masalah selesai. Coba lihat sejenak dan hargai setiap usahanya buat untuk tidak mengulangi kesalahan yang ia buat. Misal, ia selalu lupa mengabarkan Anda jika pulang terlambat. Tapi sesegera setelah ia ingat, ia minta maaf dan menelpon Anda. Perhatikan selama beberapa bulan belakangan ia selalu berusaha memberi kabar tidak akan bisa pulang tepat waktu. Ia berusaha keras tak mengulangi semua hal yang Anda tak suka. Jika ia terlambat memberitahu satu jam kemudian, jangan memakinya untuk kesalahan dua tahun yang lalu.
3. Kalian berdua mengalami depresi
Selama karirnya Alexandra Saperstein, LPC, LMFT, Marriage and Family Therapist di Advanced Trained Gottman Couples Therapist, Portland, Oregons, AS, ia mengaku telah melihat hubungan yang hancur karena tak mencari bantuan. Pasangan yang terjebak dalam kesedihan, depresi serta ketidakbahagiaan tapi mereka tak berusaha mencari jalan keluar melalui konseling atau terapi akan lebih rentan buat hancur berpisah. Atau mencari kebahagian di luar rumah sebagai kompensasi yang justru memperburuk keadaan. Kadang permasalahan yang dihadapi pasangan butuh mediasi, tak selamanya hanya bisa diselesaikan mereka berdua.
"Kalian pasti tak akan berpikir dua kali pergi ke UGD saat mengalami patah tulang. Hanya karena gejala depresi dalam sebuah hubungan tidak kelihatan jelas, kita cenderung
mengabaikannya,"urai Alexandra.
Gejala depresi dalam sebuah hubungan rumah tangga bermanifestasi dalam kesulitan tidur, kekurangan energi, kesedihan, perasaan tidak berharga,keputusasaan, dan kemarahan yang tak berdasar.
"Stres dari pekerjaan, kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai, menderita penyakit berat dan trauma masa lalu semua dapat mengikis kesehatan hubungan Anda. Jangan menipu diri sendiri, depresi yang tidak diobati bisa mendistorsi persepsi,rasa, serta harapan Anda. Pikiran yang sudah terdistorsi tersebut membuat kecenderungan seseorang bertindak dan bereaksi dalam menghadapi masalah dengan cara yang dapat merusak hubungan."
Jika Anda atau pasangan Anda telah menunjukkan tanda-tanda depresi selama lebih dari satu bulan, carilah bantuan terapis, berbicara dengan dokter terpercaya.
4. Bersikap terlalu defensif
Tidak bisa menerima kritik membangun dari pasangan juga bisa merusak hubungan Anda. Segala hal yang pasangan katakan pada Anda langsung Anda bantah. Misalnya, pasangan mengeluhkan sikap Anda yang kurang bersahabat bila keluarganya berkunjung. Anda dengan cepat tersinggung dan merasa itu tidak benar. Atau Anda langsung marah saat ditegur tentang kebiasaan Anda bergosip dengan tetangga, teman atau anggota keluarga. Selain itu keengganan untuk meminta maaf serta mengaku salah setiap kali bertengkar juga akan menghancurkan hubungan. Tarik napas dalam-dalam bila terjadi pertengkaran dan setelah dievaluasi Anda adalah penyebab pertengkaran terjadi, minta maaflah.
5. Harapan- harapan tidak realistis
Bersikaplah bijaksana, kita tak mungkin mendapatkan segala hal dari pasangan. Mengharapkan ia adalah sosok Christian Grey, tokoh dari novel laris Fifty Shades of Grey adalah sia-sia. Terima segala kekurangannya seperti Anda ingin dimaklumi segala kekurangan Anda. Ingat betapa menyenangkan bila suami tetap mencintai Anda meski Anda tak bisa memasak seenak ibunnya. Jadi kalau dia tak seromantis dan penuh perhatian layaknya Don Juan, sudahlah terima saja. Anda pasti bisa merasakan bentuk cintanya yang lain seperti selalu bersedia mengantarkan ke kantor meski harus memutar rute tanpa mengeluh setiap hari.
mengabaikannya,"urai Alexandra.
Gejala depresi dalam sebuah hubungan rumah tangga bermanifestasi dalam kesulitan tidur, kekurangan energi, kesedihan, perasaan tidak berharga,keputusasaan, dan kemarahan yang tak berdasar.
"Stres dari pekerjaan, kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai, menderita penyakit berat dan trauma masa lalu semua dapat mengikis kesehatan hubungan Anda. Jangan menipu diri sendiri, depresi yang tidak diobati bisa mendistorsi persepsi,rasa, serta harapan Anda. Pikiran yang sudah terdistorsi tersebut membuat kecenderungan seseorang bertindak dan bereaksi dalam menghadapi masalah dengan cara yang dapat merusak hubungan."
Jika Anda atau pasangan Anda telah menunjukkan tanda-tanda depresi selama lebih dari satu bulan, carilah bantuan terapis, berbicara dengan dokter terpercaya.
4. Bersikap terlalu defensif
Tidak bisa menerima kritik membangun dari pasangan juga bisa merusak hubungan Anda. Segala hal yang pasangan katakan pada Anda langsung Anda bantah. Misalnya, pasangan mengeluhkan sikap Anda yang kurang bersahabat bila keluarganya berkunjung. Anda dengan cepat tersinggung dan merasa itu tidak benar. Atau Anda langsung marah saat ditegur tentang kebiasaan Anda bergosip dengan tetangga, teman atau anggota keluarga. Selain itu keengganan untuk meminta maaf serta mengaku salah setiap kali bertengkar juga akan menghancurkan hubungan. Tarik napas dalam-dalam bila terjadi pertengkaran dan setelah dievaluasi Anda adalah penyebab pertengkaran terjadi, minta maaflah.
5. Harapan- harapan tidak realistis
Bersikaplah bijaksana, kita tak mungkin mendapatkan segala hal dari pasangan. Mengharapkan ia adalah sosok Christian Grey, tokoh dari novel laris Fifty Shades of Grey adalah sia-sia. Terima segala kekurangannya seperti Anda ingin dimaklumi segala kekurangan Anda. Ingat betapa menyenangkan bila suami tetap mencintai Anda meski Anda tak bisa memasak seenak ibunnya. Jadi kalau dia tak seromantis dan penuh perhatian layaknya Don Juan, sudahlah terima saja. Anda pasti bisa merasakan bentuk cintanya yang lain seperti selalu bersedia mengantarkan ke kantor meski harus memutar rute tanpa mengeluh setiap hari.
Sumber: http://www.yottabaca.com/2012/08/5-hal-perusak-rumah-tangga.html
0 comments:
Post a Comment