Opoae ~ Anak-anak yang mulai mencoba rokok dengan rasa mentol, memiliki kecenderungan untuk menjadi pecandu saat dewasa, dibandingkan anak yang mencoba rokok tanpa rasa. Sebuah penelitian baru di Amerika Serikat menemukan, anak muda yang pertama kali mencoba rokok dengan rasa mentol, 80 persen cenderung menjadi perokok berat.
Rasa mentol ditambahkan ke dalam rokokuntuk menciptakan rasa mint yang menyegarkan. Kritikus menuduh, bahwa rasa mentol ini ditambahkan ke dalam rokok untuk membuat efek kecanduan pada anak-anak, hingga terbawa saat mereka berusia dewasa.
"Penelitian telah membuktikan bahwa rokok mentol merupakan faktor resiko potensial untuk anak-anak menjadi seorang perokok ketika dewasa nanti," ujar Pemimpin Penelitian, Nonnemaker James, dari Lembaga Penelitian RTI International, di Research Triangle Park, Carolina Utara, Amerika Serikat, Rabu 7 November 2012.
Meski begitu, penelitian ini dinilai James masih memiliki banyak kekurangan. Menurut James, penelitian yang muncul dalam Jurnal Ketergantungan (Addiction Journal) tidak membuktikan bahwa hanya rokok mentol yang harus disalahkan dalam ketergantungan rokok.
"Subjek yang diteliti sangat sedikit, sehingga tidak menunjukkan sebuah asosiasi yang kuat terhadap sebab akibat dan efek," kata James. Salah satu isu, menurut James adalah penelitian ini tidak diatur secara khusus untuk menjawab apakah mentol dapat mendorong kebiasaan merokok.
Penelitian ini sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu dengan melibatkan 47 ribu responden. Mereka adalah para siswa sekolah menengah di Amerika Serikat yang baru mulai merokok. Dari hasil survei tahun pertama dan kedua, 1.800 siswa memilih menggunakan rokok mentol.
Pada survei yang dilakukan pada tahun ketiga dengan responden yang sama, ditemukan fakta bahwa mereka yang merokok mentol telah menjadi seorang perokok. Sehingga, penelitian ini menyimpulkan, 80 persen kecenderungan menjadi pecandu rokok lebih tinggi ditemukan pada anak-anak yang memulai rokok dengan rasa mentol.
"Sebenarnya ini juga disebabkan oleh rasa mentol pada rokok yang dapat menimbulkan rasa lebih sensitif," kata James.Namun penelitian ini belum bisa dibuktikan secara mutlak terhadap pengaruh ras. Sebab penelitian ini masih dilakukan terhadap siswa kulit putih.
Sebelumnya, sebuah penelitian membuktikan, bahwa perokok mentol juga beresiko tinggi terkena stroke. US Centers for Disease Control and Prevention menyatakan, semua jenis rokok meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung 2-4 kali lipat.
Tapi tentu saja, resiko terbesar yang disebabkan oleh rokok adalah kanker paru-paru. Karena itu menurut James, tindakan paling bijaksana adalah berhenti merokok. "Sampai saat ini tidak ada penelitian yang menyebutkan, bahwa perokok mentol akan sulit berhenti," ujar James.
Rasa mentol ditambahkan ke dalam rokokuntuk menciptakan rasa mint yang menyegarkan. Kritikus menuduh, bahwa rasa mentol ini ditambahkan ke dalam rokok untuk membuat efek kecanduan pada anak-anak, hingga terbawa saat mereka berusia dewasa.
"Penelitian telah membuktikan bahwa rokok mentol merupakan faktor resiko potensial untuk anak-anak menjadi seorang perokok ketika dewasa nanti," ujar Pemimpin Penelitian, Nonnemaker James, dari Lembaga Penelitian RTI International, di Research Triangle Park, Carolina Utara, Amerika Serikat, Rabu 7 November 2012.
Meski begitu, penelitian ini dinilai James masih memiliki banyak kekurangan. Menurut James, penelitian yang muncul dalam Jurnal Ketergantungan (Addiction Journal) tidak membuktikan bahwa hanya rokok mentol yang harus disalahkan dalam ketergantungan rokok.
"Subjek yang diteliti sangat sedikit, sehingga tidak menunjukkan sebuah asosiasi yang kuat terhadap sebab akibat dan efek," kata James. Salah satu isu, menurut James adalah penelitian ini tidak diatur secara khusus untuk menjawab apakah mentol dapat mendorong kebiasaan merokok.
Penelitian ini sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu dengan melibatkan 47 ribu responden. Mereka adalah para siswa sekolah menengah di Amerika Serikat yang baru mulai merokok. Dari hasil survei tahun pertama dan kedua, 1.800 siswa memilih menggunakan rokok mentol.
Pada survei yang dilakukan pada tahun ketiga dengan responden yang sama, ditemukan fakta bahwa mereka yang merokok mentol telah menjadi seorang perokok. Sehingga, penelitian ini menyimpulkan, 80 persen kecenderungan menjadi pecandu rokok lebih tinggi ditemukan pada anak-anak yang memulai rokok dengan rasa mentol.
"Sebenarnya ini juga disebabkan oleh rasa mentol pada rokok yang dapat menimbulkan rasa lebih sensitif," kata James.Namun penelitian ini belum bisa dibuktikan secara mutlak terhadap pengaruh ras. Sebab penelitian ini masih dilakukan terhadap siswa kulit putih.
Sebelumnya, sebuah penelitian membuktikan, bahwa perokok mentol juga beresiko tinggi terkena stroke. US Centers for Disease Control and Prevention menyatakan, semua jenis rokok meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung 2-4 kali lipat.
Tapi tentu saja, resiko terbesar yang disebabkan oleh rokok adalah kanker paru-paru. Karena itu menurut James, tindakan paling bijaksana adalah berhenti merokok. "Sampai saat ini tidak ada penelitian yang menyebutkan, bahwa perokok mentol akan sulit berhenti," ujar James.
Sumber:http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/060440336/Rokok-Mentol-Bikin-Anak-Jadi-Pecandu
0 comments:
Post a Comment