Opoae ~ Banyaknya Ibu rumah tangga yang tertular virus HIV/AIDS menempatkan mereka di posisi tertinggi keempat dalam kasus AIDS. Dan parahnya, jumlah ibu rumah tangga yang tertular lebih besar dibanding wanita pekerja seks komersil (PSK) alias penjaja seks.
Kementerian Kesehatan melaporkan, sejak 1987 hingga Juni 2012, sekitar 3.733 kasus ibu rumah tangga yang tertular dari pasangan tetapnya yang berisiko tinggi. Kondisi tersebut juga menempatkan anak-anak pada posisi rentan tertular HIV dari ibu yang terinfeksi HIV saat kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Di samping itu, masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat yang terkena HIV/AIDS, khususnya perempuan menambah beban yang berlipat. Jika kondisi ini terus terjadi. Bukan tidak mungkin dalam hitungan beberapa tahun ke depan akan banyak anak bangsa yang hidup dengan HIV atau yang terburuk Indonesia kehilangan generasi.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kemal N Siregar mengatakan, dalam 10 tahun terakhir jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi virus HIV meningkat cukup jauh. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan wanita penjaja seks yang melakukan hubungan seks berisiko.
"Kita tahu jumlah penjaja seks di Indonesia sekitar 230 ribu, berdasarkan estimasi dari Kementerian Kesehatan pada 2012. Kalau dibandingkan dengan laki-laki yang beli seks, yang terjadi transaksi seksual itu jumlahnya minimal 4 juta menurut estimasi," katanya dalam jumpa pers Kampanye HIV/AIDS dalam rangka Hari AIDS Sedunia "Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Dengan jumlah pria beli seks sebanyak 4 juta, lanjut Kemal, semakin memperbesar kemungkinan ibu rumah tangga tertular. Apalagi banyak kaum pria yang masih enggan menggunakan pelindung alias kondom saat berhubungan intim. "Tidak semua pria mau memakai kondom. Padahal kondom itu penting. Dengan meningkatnya penggunaan kondom, kita amati Infeksi Menular Seksual (IMS) turun. Dan ketika IMS turun angka kematian juga turun. Namun yang terjadi sebaliknya," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh menjelaskan, jumlah penjaja seks lebih sedikit tertular infeksi karena mereka lebih berpengetahuan dibandingkan dengan ibu rumah tangga.
"Penjaja seks pengetahuannya lebih tinggi dari ibu rumah tangga. Mereka tahu cara melindungi diri dan membujuk pelanggannya untuk menggunakan kondom," ujarnya.(MEL)
Kementerian Kesehatan melaporkan, sejak 1987 hingga Juni 2012, sekitar 3.733 kasus ibu rumah tangga yang tertular dari pasangan tetapnya yang berisiko tinggi. Kondisi tersebut juga menempatkan anak-anak pada posisi rentan tertular HIV dari ibu yang terinfeksi HIV saat kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Di samping itu, masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat yang terkena HIV/AIDS, khususnya perempuan menambah beban yang berlipat. Jika kondisi ini terus terjadi. Bukan tidak mungkin dalam hitungan beberapa tahun ke depan akan banyak anak bangsa yang hidup dengan HIV atau yang terburuk Indonesia kehilangan generasi.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kemal N Siregar mengatakan, dalam 10 tahun terakhir jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi virus HIV meningkat cukup jauh. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan wanita penjaja seks yang melakukan hubungan seks berisiko.
"Kita tahu jumlah penjaja seks di Indonesia sekitar 230 ribu, berdasarkan estimasi dari Kementerian Kesehatan pada 2012. Kalau dibandingkan dengan laki-laki yang beli seks, yang terjadi transaksi seksual itu jumlahnya minimal 4 juta menurut estimasi," katanya dalam jumpa pers Kampanye HIV/AIDS dalam rangka Hari AIDS Sedunia "Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Dengan jumlah pria beli seks sebanyak 4 juta, lanjut Kemal, semakin memperbesar kemungkinan ibu rumah tangga tertular. Apalagi banyak kaum pria yang masih enggan menggunakan pelindung alias kondom saat berhubungan intim. "Tidak semua pria mau memakai kondom. Padahal kondom itu penting. Dengan meningkatnya penggunaan kondom, kita amati Infeksi Menular Seksual (IMS) turun. Dan ketika IMS turun angka kematian juga turun. Namun yang terjadi sebaliknya," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh menjelaskan, jumlah penjaja seks lebih sedikit tertular infeksi karena mereka lebih berpengetahuan dibandingkan dengan ibu rumah tangga.
"Penjaja seks pengetahuannya lebih tinggi dari ibu rumah tangga. Mereka tahu cara melindungi diri dan membujuk pelanggannya untuk menggunakan kondom," ujarnya.(MEL)
Sumber:http://health.liputan6.com/read/453335/ibu-rt-yang-kena-aids-jumlahnya-lebih-banyak-dari-psk
0 comments:
Post a Comment