Opoae ~Ternyata, janin dalam rahim pun bisa menguap. Bedanya, menurut para ilmuwan di Universitas Durham dan Lancaster, mereka menguap bukan karena mengantuk, tetapi terkait dengan pematangan sistem saraf pusat mereka.
"Mungkin, dalam rangka untuk mematangkan otak dengan cara yang benar, mereka membutuhkan stimulus tertentu, dan menguap mungkin stimulus itu," kata Nadja Reissland, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam perkembangan janin di Durham University.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa beberapa kondisi medis dapat mempengaruhi pola menguap janin. Pada tahun 2002 peneliti di rumah sakit New York menemukan bahwa bayi yang belum lahir dengan anemia akan menguap dengan cara yang berbeda dari biasanya.
Reissland dan timnya menggunakan scan ultrasonografi empat dimensi (4D) untuk menangkap gambar delapan janin perempuan dan tujuh janin laki-laki pada minggu ke-24, 28, 32, dan 36 kehamilan. Semua bayi yang belum lahir dan sehat dan dipindai selama 20 menit. Para peneliti kemudian menghitung frekuensi menguap dan gerakan lain yang dibuat oleh bayi. Lebih dari 58 scan, tim mencatat mereka menguap 56 kali dan 27 gerakan mulut lainnya.
Menguap dapat dibedakan dari gerakan lain karena mulut menguap membuka lebih lambat daripada menutup.
"Tidak seperti kita, janin menguap tak selalu karena mereka mengantuk. Sebaliknya, frekuensi menguap dalam rahim dapat dihubungkan denganpertumbuhan otak di awal kehamilan," kata Reissland.
Tapi, yang lebih mengejutkan, frekuensi menguap terus menurun dari hampir dua kali setiap 10 menit pada janin mulai usia kehamilan 24 minggu, dan berhenti pada 36 minggu. Penelitian ini muncul dalam jurnal Plos One.
"Mungkin, dalam rangka untuk mematangkan otak dengan cara yang benar, mereka membutuhkan stimulus tertentu, dan menguap mungkin stimulus itu," kata Nadja Reissland, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam perkembangan janin di Durham University.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa beberapa kondisi medis dapat mempengaruhi pola menguap janin. Pada tahun 2002 peneliti di rumah sakit New York menemukan bahwa bayi yang belum lahir dengan anemia akan menguap dengan cara yang berbeda dari biasanya.
Reissland dan timnya menggunakan scan ultrasonografi empat dimensi (4D) untuk menangkap gambar delapan janin perempuan dan tujuh janin laki-laki pada minggu ke-24, 28, 32, dan 36 kehamilan. Semua bayi yang belum lahir dan sehat dan dipindai selama 20 menit. Para peneliti kemudian menghitung frekuensi menguap dan gerakan lain yang dibuat oleh bayi. Lebih dari 58 scan, tim mencatat mereka menguap 56 kali dan 27 gerakan mulut lainnya.
Menguap dapat dibedakan dari gerakan lain karena mulut menguap membuka lebih lambat daripada menutup.
"Tidak seperti kita, janin menguap tak selalu karena mereka mengantuk. Sebaliknya, frekuensi menguap dalam rahim dapat dihubungkan denganpertumbuhan otak di awal kehamilan," kata Reissland.
Tapi, yang lebih mengejutkan, frekuensi menguap terus menurun dari hampir dua kali setiap 10 menit pada janin mulai usia kehamilan 24 minggu, dan berhenti pada 36 minggu. Penelitian ini muncul dalam jurnal Plos One.
Sumber:http://www.tempo.co/read/news/2012/11/23/060443543/Menguap-Tanda-Janin-Sehat
0 comments:
Post a Comment