Opoae ~ Bunuh diri tampaknya sangat jarang terjadi pada hewan besar. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceeding terbaru dari Royal Society B, fenomena bunuh diri jauh lebih umum dilakukan oleh makhluk hidup mikroskopis seperti mikroba.
Kummerli, profesor di departemen Ekologi Evolusioner Mikroba di Universitas Zurich bersama rekannya Dominik Refardt dan Tobias Bergmiller menyelidiki perilaku bunuh diri bakteri E. coli. Beberapa sel dari bakteri ini umumnya akan bunuh diri di hadapan bakteri pembunuh virus parasit.
Kummerli menjelaskan bahwa ketika protein dari E. coli sel mencium serangan virus, ia akan menjadi aktif. Dengan protein lain akan memicu lubang drainase pada membran sel bakteri. Seolah-olah sel biokimia itu menusuk dirinya sendiri. "Akibatnya cairan vital sel dan komponennya terlimpah keluar. Ini menyebabkan kematian sel," kata Kummerli. Diduga, sel mengalami kematian seperti karung kosong yang berlubang.
Bahakn diantara mikroba rendah, perilaku tersebut tampaknya melawan kelangsungan hidup dan mekanisme keturunan. Dalam kasus sel E. coli, mereka mungkin akan mati dari serangan virus. Dan justru kematian mereka akan mencegah transmisi parasi untuk mendekati sel E. coli lainnya.
Fenomena bunuh diri juga didokumentasikan dengan baik pada serangga sosial yang cenderung hidup dalam populasi besar, seperti semut dan lebah. Beberapa semut bahkan akan meledakkan tubuhnya untuk mencegah penyusup yang akan menyerang koloninya.
Kummerli, profesor di departemen Ekologi Evolusioner Mikroba di Universitas Zurich bersama rekannya Dominik Refardt dan Tobias Bergmiller menyelidiki perilaku bunuh diri bakteri E. coli. Beberapa sel dari bakteri ini umumnya akan bunuh diri di hadapan bakteri pembunuh virus parasit.
Kummerli menjelaskan bahwa ketika protein dari E. coli sel mencium serangan virus, ia akan menjadi aktif. Dengan protein lain akan memicu lubang drainase pada membran sel bakteri. Seolah-olah sel biokimia itu menusuk dirinya sendiri. "Akibatnya cairan vital sel dan komponennya terlimpah keluar. Ini menyebabkan kematian sel," kata Kummerli. Diduga, sel mengalami kematian seperti karung kosong yang berlubang.
Bahakn diantara mikroba rendah, perilaku tersebut tampaknya melawan kelangsungan hidup dan mekanisme keturunan. Dalam kasus sel E. coli, mereka mungkin akan mati dari serangan virus. Dan justru kematian mereka akan mencegah transmisi parasi untuk mendekati sel E. coli lainnya.
Fenomena bunuh diri juga didokumentasikan dengan baik pada serangga sosial yang cenderung hidup dalam populasi besar, seperti semut dan lebah. Beberapa semut bahkan akan meledakkan tubuhnya untuk mencegah penyusup yang akan menyerang koloninya.
Baca Juga:
- Banyak Tahi Lalat Tanda Panjang Umur
- Makanan-Makanan Yang Bikin Tidur Nyenyak
- Dampak Buruk Dari Minum Softdrink
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/03/21/061468379/Mengapa-Mikroba-Bunuh-Diri
0 comments:
Post a Comment