Setelah Libya, Giliran Siapa ?

Setelah Libya, Giliran Siapa ? – Meninggalnya Muammar Khadafi tidak hanya mengakhiri pemerintahan Libya yang anti Amerika dan negara negara barat, tapi sekaligus menambah daftar peimpin Timur Tengah yang berhasil dijatuhkan. Namun apakah krisis Timur Tengah akan berhenti sampai situ.

Pengamat Timur Tengah dari UI, Yon Mahmudi mengatakan kalau kemungkinan besar Iran dan Suriah akan menjadi target selanjutnya.

"Secara umum dinamika Timur Tengah mengalami perubahan besar dengan tumbangnya satu per satu rezim. Saat ini masih terbatas di Timur Tengah yang di bagian utara Afrika, seperti Libya, Mesir dan Tunisia. Selanjutnya menyebar ke wilayah yang disebut bulan sabit subur seperti Iran dan Syria. Baru selanjutnya ke Semenanjung Arab," ujarnya.

Tidak seperti negara Timur Tengah yang berhasil digulingkan. Posisi Iran saat ini sangat kuat, Ahmadinejad masih didukung sebagian besar warga Iran dan juga Ayatullah Khomaeni, tokoh yang sangat dipandang di Iran.

Menurut Yon, pihak AS dan sekutunya mungkin akan mencoba menggoyang negeri itu dari dalam.

"Mereka akan coba memperkuat oposisi, aktivis wanita, dan media. Media akan terus mengkritisi HAM dan demokratisasi," tambahnya.

Berbeda dengan Iran, kondisi Suriah semakin memanas pasca kematian Muammar Khadafi. Pembunuhan mantan diktator Libya Muammar Gaddafi memicu demonstrasi anti-pemerintah di Suriah setelah shalat Jumat kemarin (21/10) namun aksi itu disambut oleh pasukan keamanan dengan membunuh 25 orang dalam upaya meredam para pengunjuk rasa yang terus menuntut pemecatan Presiden Bashar al-Assad, kata aktivis.

Para pengunjuk rasa mendapatkan situasi yang tidak normal dari biasanya di Suriah dengan lebih banyaknya pasukan keamanan sehari setelah kematian Gaddafi, di mana kematian itu bisa memberi semangat kepada para pengunjuk rasa di seluruh dunia Arab yang menanggap kerusuhan telah menggulingkan tiga pemimpin otokratik tahun ini dan akan segera menyusul menimpa Assad.